Jelajahi Pesona Air Terjun Merah di Pulau Bangka


Pesona Pulau Bangka ternyata tak hanya melulu soal pantai. Pulau ini juga punya Air Terjun Manjang Merah, yang warna airnya merah!

Sesuai namanya, air terjun ini tampak berwarna jingga atau menurut penduduk setempat merah. Namun sebenarnya bukan airnya yang berwarna merah, melainkan batu-batuan di bawahnya. Karena airnya sangat jernih, sehingga warnanya tampak seperti batu yang ada di bawahnya.

Air Terjun Manjang Merah terletak di Gunung Maras, Dusun Buhir, Desa Berbura, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Jaraknya dari Kota Pangkalpinang sekitar 70 km dan dapat ditempuh dalam waktu 2 jam naik kendaraan bermotor. Biasanya dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi, karena angkutan umum masih cukup sulit.


Tak ada tanda atau petunjuk yang menonjol untuk menuju ke air terjun tersebut. Pengunjung yang belum pernah ke sana harus bertanya kepada penduduk setempat di mana lokasi Air Terjun Manjang Merah.

Ini merupakan suatu keberuntungan ketika  berkesempatan berkunjung ke air terjun tersebut, Minggu (5/6/2016) kemarin dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Kepala Dusun (Kadus) Buhir, Karnadi. Tidak ada pengunjung lain yang menuju ke air terjun Manjang Merah karena sebulan sebelumnya ada warga yang tewas hanyut terbawa arus.


"Sebenarnya aman saja kalau tidak hujan. Yang penting kalau sudah mulai hujan, harus segera turun ke desa supaya tidak terdorong air terjun," kata Karnadi di kediamannya, Dusun Buhir, Kabupaten Bangka, Babel.

Atas izin Kadus, kami akhirnya mantap melanjutkan perjalanan. Dari Dusun Buhir, tim harus berjalan kaki sekitar 1 jam melintasi kebun dan hutan. Vegetasi di sepanjang perjalanan didominasi pohon pelawan yang menjuntai tinggi. Nuansa hutan yang teduh sudah mulai terasa sejak memasuki area ini. Kicau burung terdengar bersahut-sahutan merdu seakan menyambut kedatangan kami.

Perjalanan terasa ringan dan menyenangkan karena medan mendatar. Apalagi dalam perjalanan kami bertemu 3 aliran sungai yang tampak sangat menyegarkan. Air sungai di aliran pertama berwarna jernih agak kekuningan, sementara sungai kedua dan ketiga berwarna jingga.

500 Meter terakhir, jalanan mulai menanjak. Salah satu anggota kami, Aleks mulai ngos-ngosan. Matanya merah dan sebentar-sebentar berhenti melangkah karena kepalanya terasa begitu sakit. Meski terseok-seok, dia terus berusaha meraih puncak bukit dengan sisa-sisa tenaganya. Aleks bahkan berjalan dengan merayap karena tak mampu lagi berdiri.


Pria tambun itu akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Dia beristirahat di lereng bukit yang miring namun posisinya cukup aman. Hanya 2 orang termasuk saya yang tetap melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Tak lama, hanya sekitar 15 menit, tim tiba di air terjun Manjang Merah yang begitu cantik. Akhirnya lelah selama perjalanan terbayarkan sudah. 


Air terjun Manjang Merah terasa seperti milik sendiri karena tak ada satupun pengunjung lain di sana. Alangkah nyamannya!

Air terjun ini tidak terlalu tinggi, namun unik karena tampak seperti mengalir dari mulut goa. Padahal sebetulnya merupakan tebing yang bentuknya melingkar. Kubangan air di bawahnya berwarna merah padam, sesuai nama air terjun tersebut.

Setelah puas berfoto, kami langsung turun dan berkumpul menuju lokasi Aleks beristirahat. Usai rehat sejenak dan menghabiskan bekal, perjalanan turun dilanjutkan kembali. Tak ada kendala berarti selama turun karena kondisi Aleks mulai membaik meskipun belum betul-betul pulih.


Di sungai terakhir, tim memutuskan untuk mandi karena tak tahan melihat jernihnya sungai. Byuur.. Namun saat asyik mandi, tiba-tiba ada ular berwarna hitam merah di tepi sungai. Sontak tim langsung beranjak dari air dan mendadak mengakhiri mandi yang belum tertuntaskan. Mengingat hari mulai petang, tim memutuskan untuk pulang. Perjalanan menuju Air Terjun Manjang Merah sungguh mengesankan.

Related

Travelling 8727872429797981581

Đăng nhận xétDefault Comments

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

Text Widget

item
Berita terbaru