Tradisi Komunitas Muslim Wamena dalam Menyambut Bulan Ramadhan
https://beritaterbaru24h.blogspot.com/2016/06/tradisi-komunitas-muslim-wamena-dalam.html
Di tengah rintik hujan, warga tetap bergembira menggelar acara bakar batu itu sambil meneriakkan kata "Wa-wa-wa". Kata ini untuk memberikan semangat sebelum memulai kegiatan bakar batu.
Mereka adalah komunitas muslim Wamena yang menyambut bulan Ramadan 1437 Hijriah dengan acara bakar batu di daerah Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, Minggu (5/6/2016) kemarin.
Kegiatan ini sudah diselenggarakan selama enam tahun terakhir. Acara bakar batu yang merupakan adat masyarakat Pegunungan Tengah Papua ini berlangsung sekitar pukul 10.00 WIT di halaman Mushala Firdaus Asso.
Biasanya bakar batu diselenggarakan untuk menyambut tamu, acara syukuran pelantikan kepala suku, pejabat daerah, dan acara perdamaian setelah perang antar suku. Kegiatan ini diikuti sebanyak 67 orang komunitas muslim Wamena. Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sayur-sayuran, jagung, pisang, ubi, dan 30 ekor ayam potong.
Fathonah Asso (37) mengatakan, proses bakar puluhan batu berlangsung selama 90 menit. Batu-batu ini diambil daerah perbukitan Angkasa. Sebanyak 10 orang perempuan yang menyiapkan dan membersihkan bahan baku, sedangkan kaum lelaki yang menggali lubang dan membakar batu.
"Seluruh batu yang dalam kondisi panas membara dipindahkan menggunakan kayu ke dalam lubang sedalam 50 sentimeter," kata Fathonah.
Seluruh badan baku kemudian dimasukkan ke dalam lubang yang ditutup dengan dedaunan yang telah dilapisi oleh batu panas. "Sekitar 75 menit kemudian, seluruh makanan yang dimasukkan ke dalam lubang telah matang. Kami pun menikmati seluruh hidangan ini di teras musala," kata wanita yang bermukim di Jayapura selama 12 tahun ini.
Hadiman Asso, Ketua Pengurus Mushala Firdaus Asso mengatakan, prosesi bakar batu untuk menyambut bulan Ramadan telah berlangsung sejak 2010. "Tujuan kegiatan ini adalah sebagai silaturahmi antara anggota komunitas dan juga menyampaikan permohonan maaf sebelum menjalani bulan puasa," kata Hadiman.
Ia menambahkan, bahan baku yang digunakan dalam bakar batu berasal dari kebun dan hasil sumbangan bersama seluruh anggota komunitas. Total biaya yang digunakan untuk acara ini sebesar Rp 3 juta.
Tepat pukul 13.30 WIT, seluruh makanan dalam proses bakar batu telah matang. Seluruh warga komunitas muslim menyantap seluruh makanan dengan lahap di halaman musala. Berkah yang nikmat di awal bulan penuh rahmat ini.
Đăng nhận xétDefault CommentsFacebook Comments